TRIBUNKALTIM.co.id, BALIKPAPAN - Operasional kantor
pos Manggar sudah tutup. Pintu ruang pelayanan terkunci. Pegawai pun
telah meninggalkan kantor. Sejumlah pekerja dari Dinas Pekerjaan Umum
Kota Balikpapan yang mengeraskan halaman dengan bebatuan gunung pun
bersiap pulang. Tiba-tiba mampir mobil Land Cruiser bercat warna hijau
berplat militer, 905-VI. Seorang perwira berpangkat melati dua,
mengenakan seragam tentara keluar dari mobil.
Dialah Komandan Distrik Militer (Dandim) 0905 Balikpapan Letkol Infanteri Iwan Budiarso. Begitu menutup pintu mobil, ia segera mengenakan baret di kepala, lalu dimiringkan ke kanan. Baret hijau, kebanggan pasukan infanteri.
Iwan Budiarso mendatangi kantor pos cabang Manggar, Balikpapan Trimur, Jumat (7/11) menjelang sore. "Saya diperintahkan Panglima (Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Red) untuk mengecek kesiapan tempat menjelang kedatangan Presiden Jokowi," kata Iwan saat ditemui Tribun di lokasi. (Baca: Dandim Tinjau Kantor Pos Manggar)
Ia tiba sekitar pukul 14.35 Wita. Berhubung hari Jumat, jam operasional kantor lebih cepat berakhir. Hanya Kepala Kantor Pos Cabang Manggar Sujakinto yang masih bertahan, itu pun sudah menanggalkan pakai dinas. Sujakinto mengenakan kaos berkerah warna biru padu putih. Bintara Pembina Desa Manggar, Sersan Kepala Ngadiyanto yang terlebih dahulu berada di seputar kantor pos bersiap menyambut Iwan.
Iwan, Sujakinto dan Ngadiyanto berbincang serius di halaman. "Kami hendak memastikan, bagaimana persiapan. Bagaimana pun yang akan datang, simbol negara, bapak presiden. Kalau ada terganggu keamanan Pak Jokowi, Indonesia malu, dan TNI sebagai pengawal presiden juga malu," kata Iwan, Lulusan Akademi Militer Tahun 1996.
Mereka berbincang di kantor pos yang terletak di kawasan pantai Balikpapan, Jalan Mulawarman. Bangunan kantor pos ini terbuat dari beton satu lantai. Halaman depan seluas kira- kira 25 x 25 meter, tanah belum diaspal. Para pekerja baru saja meratakan batu gunung menggunakan mobil berat perata jalan. Tak lama setelah Dandim tiba, satu truk ungkit mengangkut bebatuan dan menurunkan di bagian belakang kantor pos.
"Kami sebenarnya sudah berencana merenovasi kantor ini akhir tahun. Dananya juga sudah tersedia. Tapi karena katanya Pak Jokowi mau datang, Kepala Dinas PU Pak Tara mengatakan, 'biar kami bantu pengerasan halaman'," tutur Sujakinto. (Baca: Lurah Suwandi Kaget Terima Surat dari Presiden Jokowi)
Di seberang jalan, kantor The Beach House, tampak tukang-tukang bangunan sibuk bekerja. Di sebelah kiri, bengkel sekaligus penjualan otomotif. Kemudian, sebelah kiri kantor perusahaan pemasok minyak dan gas bumi PT Baker Hughes Indonesia. Halaman kedua perusahaan itu akan dijadikan lahan parkir tetamu, jika Jokowi jadi datang ke lokasi.
Kedatangan Iwan, hendak mengecek kesiapan pihak kantor pos selaku tuan rumah penyambutan kedatangan Presiden Joko Widodo. Pekan depan, dijadwalkan Jokowi akan membagikan kartu perlindungan sosial, berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera.
Letkol Iwan sudah 6 bulan bertugas di Balikpapan Mantan Kepala Seksi Teritorial (Kasiter) Korem 101/Antasari yang berkedudukan di Banjarmasin itu menggantikan Letkol Inf Dwi Endrosasongko pada 31 Mei 2014. Selama 18 tahun berkarier di militer, dia sudah dua kali terlibat langsung pengamanan presiden.
Pertama, saat mengamankan kunjungan Ibu Megawati ke Aceh pada 25 September 2002. Saat berkunjung itu, Megawati didampingi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi Agum Gumelar. Kunjungan Mega berlangsung singkat, sekitar sejam di lingkungan Bandar Udara Sultan Iskandar Muda.
Tugas kedua, saat mengamankan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono beserta rombongan ketika meresmikan bandara udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur, 15 Septermber2014.
Kendatipun sudah berpengalaman mengamankan orang pesohor republik ini, Iwan masih saja waswas. "Saya tetap saja degdegan. Dan paling degedan menyambut Pak Jokowi ini, karena Pak Presiden ingin dekat dan bersalaman dengan rakyat. Presiden ingin langsung menyatu dengan rakyat. Mestinya, sesuai prosedur kan harus ada ring 1, ring 2 sampai ring 3. Tapi ini lebih longgar," kata Iwan, perwira menengah TNI kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, 6 Desember 1974.
Hal yang membuatnya harus lebih mawas karena presiden sebagai simbol negara, pengamanannya harus ketat. Setiap kunjungan presiden, ada prosedur operasional baku. "Pengawalan-pengamana lebih ketat, sesuai SOP. Tapi karena Pak jokowi, seperti kita tahu spesial, dan beliau minta pengamanan tidak terlalu banyak, agar tetap bisa bersama bersalaman dengan rakyat. Kalau pengamanan longgar, logikanya bisa diterobos (penjahat, Red)," ujar Iwan, ayah dua anak. (tribunkaltim.co.id/domu d ambarita)
Dialah Komandan Distrik Militer (Dandim) 0905 Balikpapan Letkol Infanteri Iwan Budiarso. Begitu menutup pintu mobil, ia segera mengenakan baret di kepala, lalu dimiringkan ke kanan. Baret hijau, kebanggan pasukan infanteri.
Iwan Budiarso mendatangi kantor pos cabang Manggar, Balikpapan Trimur, Jumat (7/11) menjelang sore. "Saya diperintahkan Panglima (Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Red) untuk mengecek kesiapan tempat menjelang kedatangan Presiden Jokowi," kata Iwan saat ditemui Tribun di lokasi. (Baca: Dandim Tinjau Kantor Pos Manggar)
Ia tiba sekitar pukul 14.35 Wita. Berhubung hari Jumat, jam operasional kantor lebih cepat berakhir. Hanya Kepala Kantor Pos Cabang Manggar Sujakinto yang masih bertahan, itu pun sudah menanggalkan pakai dinas. Sujakinto mengenakan kaos berkerah warna biru padu putih. Bintara Pembina Desa Manggar, Sersan Kepala Ngadiyanto yang terlebih dahulu berada di seputar kantor pos bersiap menyambut Iwan.
Iwan, Sujakinto dan Ngadiyanto berbincang serius di halaman. "Kami hendak memastikan, bagaimana persiapan. Bagaimana pun yang akan datang, simbol negara, bapak presiden. Kalau ada terganggu keamanan Pak Jokowi, Indonesia malu, dan TNI sebagai pengawal presiden juga malu," kata Iwan, Lulusan Akademi Militer Tahun 1996.
Mereka berbincang di kantor pos yang terletak di kawasan pantai Balikpapan, Jalan Mulawarman. Bangunan kantor pos ini terbuat dari beton satu lantai. Halaman depan seluas kira- kira 25 x 25 meter, tanah belum diaspal. Para pekerja baru saja meratakan batu gunung menggunakan mobil berat perata jalan. Tak lama setelah Dandim tiba, satu truk ungkit mengangkut bebatuan dan menurunkan di bagian belakang kantor pos.
"Kami sebenarnya sudah berencana merenovasi kantor ini akhir tahun. Dananya juga sudah tersedia. Tapi karena katanya Pak Jokowi mau datang, Kepala Dinas PU Pak Tara mengatakan, 'biar kami bantu pengerasan halaman'," tutur Sujakinto. (Baca: Lurah Suwandi Kaget Terima Surat dari Presiden Jokowi)
Di seberang jalan, kantor The Beach House, tampak tukang-tukang bangunan sibuk bekerja. Di sebelah kiri, bengkel sekaligus penjualan otomotif. Kemudian, sebelah kiri kantor perusahaan pemasok minyak dan gas bumi PT Baker Hughes Indonesia. Halaman kedua perusahaan itu akan dijadikan lahan parkir tetamu, jika Jokowi jadi datang ke lokasi.
Kedatangan Iwan, hendak mengecek kesiapan pihak kantor pos selaku tuan rumah penyambutan kedatangan Presiden Joko Widodo. Pekan depan, dijadwalkan Jokowi akan membagikan kartu perlindungan sosial, berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera.
Letkol Iwan sudah 6 bulan bertugas di Balikpapan Mantan Kepala Seksi Teritorial (Kasiter) Korem 101/Antasari yang berkedudukan di Banjarmasin itu menggantikan Letkol Inf Dwi Endrosasongko pada 31 Mei 2014. Selama 18 tahun berkarier di militer, dia sudah dua kali terlibat langsung pengamanan presiden.
Pertama, saat mengamankan kunjungan Ibu Megawati ke Aceh pada 25 September 2002. Saat berkunjung itu, Megawati didampingi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi Agum Gumelar. Kunjungan Mega berlangsung singkat, sekitar sejam di lingkungan Bandar Udara Sultan Iskandar Muda.
Tugas kedua, saat mengamankan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono beserta rombongan ketika meresmikan bandara udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur, 15 Septermber2014.
Kendatipun sudah berpengalaman mengamankan orang pesohor republik ini, Iwan masih saja waswas. "Saya tetap saja degdegan. Dan paling degedan menyambut Pak Jokowi ini, karena Pak Presiden ingin dekat dan bersalaman dengan rakyat. Presiden ingin langsung menyatu dengan rakyat. Mestinya, sesuai prosedur kan harus ada ring 1, ring 2 sampai ring 3. Tapi ini lebih longgar," kata Iwan, perwira menengah TNI kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, 6 Desember 1974.
Hal yang membuatnya harus lebih mawas karena presiden sebagai simbol negara, pengamanannya harus ketat. Setiap kunjungan presiden, ada prosedur operasional baku. "Pengawalan-pengamana lebih ketat, sesuai SOP. Tapi karena Pak jokowi, seperti kita tahu spesial, dan beliau minta pengamanan tidak terlalu banyak, agar tetap bisa bersama bersalaman dengan rakyat. Kalau pengamanan longgar, logikanya bisa diterobos (penjahat, Red)," ujar Iwan, ayah dua anak. (tribunkaltim.co.id/domu d ambarita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar