Total Tayangan Halaman

Rabu, 12 November 2014

Jokowi Diperhitungkan Dunia

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Sepanjang Senin (10/11/2014), Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan Jokowi dengan tiga pemimpin negara itu membuktikan dirinya mulai diperhitungkan dunia.
Pertemuan bilateral dengan PM Abe, Presiden Obama, dan Presiden Putin berlangsung di sela-sela kehadiran Presiden di KTT APEC di Beijing, Tiongkok. Ketiga pemimpin negara itu memberikan penegasan akan arti penting Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan. Mereka juga menyampaikan keinginan untuk berkontribusi dalam pembangunan di Indonesia.
"Kedua negara sudah lama membangun hubungan dengan sikap saling membantu. Jepang sangat mementingkan hubungan dengan Indonesia sebagai mitra strategis. Sebagai sesama negara maritim, kedua negara harus berkontribusi demi kedamaian dan keadilan," kata PM Abe, seperti dilaporkan wartawan Kompas, C Wahyu Haryo, dari Beijing, Tiongkok, Senin. (Baca juga : Video Presentasi Jokowi dalam Bahasa Inggris Dibanjiri Ribuan Komentar)
Penegasan sebagai sesama negara maritim dari PM Abe itu menjadi kontekstual mengingat Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi berambisi mengembalikan kejayaan maritim Indonesia. Tak hanya itu, Jokowi juga memiliki visi untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Di sisi lain, Tiongkok yang menjadi kompetitor Jepang di kawasan Asia Timur juga memiliki konsep Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21. Sehari sebelumnya, Minggu, Jokowi memenuhi undangan pertemuan bilateral dari Presiden Tiongkok Xi Jinping dan PM Tiongkok Li Keqiang.
Selanjutnya Abe menyampaikan, melalui investasi Jepang ke Indonesia, Pemerintah Jepang ingin berkontribusi di bidang industri dan pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Tawaran itu pun disambut baik Presiden Jokowi mengingat Indonesia masih membutuhkan investasi besar untuk industri.
"Hubungan dua negara sudah saling mengisi dan saling percaya. Oleh karena itu, ke depan perlu dikembangkan dan diperluas agar lebih bermanfaat untuk negara dan rakyat Indonesia dan Jepang," kata Jokowi.
Keamanan maritim
Saat membuka pertemuan dengan Jokowi, Presiden Obama mengapresiasi pemilu dan transisi demokrasi di Indonesia serta toleransi dan pluralisme Indonesia yang menjadi contoh bagi dunia. "Saya tahu Presiden Jokowi mempunyai agenda dan berambisi tentang pembaruan untuk membawa kesejahteraan rakyat Indonesia, dan AS ingin berpesan bahwa AS ingin menjadi mitra dan menjadi bagian dari pembaruan itu," kata Obama.
Pada kesempatan itu, Obama juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam hal-hal yang menyangkut permasalahan kawasan Asia Tenggara ataupun internasional. Sebagai pemimpin dalam ASEAN, Indonesia dipandang tetap memainkan peranan penting di kawasan, termasuk keamanan maritim. AS memandang penting adanya kebebasan navigasi dan ketaatan pada norma internasional serta penyelesaian sengketa secara damai. (Baca juga: Jokowi Akan Gerak Cepat Genjot Program Unggulan)
Asa akan stabilitas keamanan yang lebih baik juga disampaikan Presiden Jokowi. "Kita ingin stabilitas keamanan kita lebih baik. Makanya, kerja sama di kawasan akan ditingkatkan, terutama di bidang keamanan," katanya.
Pertemuan dengan Jokowi menjadi pertemuan bilateral pertama Obama dengan pemimpin negara lain yang hadir di KTT APEC di Beijing. Pertemuan bilateral itu digelar sekitar dua jam setelah Obama tiba di Beijing.
Saat membuka pertemuan bilateral dengan Jokowi, Presiden Putin lebih fokus pada kerja sama ekonomi yang sedikit menurun akhir-akhir ini. Namun, Putin memandang, kondisi itu lebih disebabkan perkembangan ekonomi dunia secara menyeluruh. "Kita ingin membahas bagaimana kita bisa memperbaiki situasi tersebut," kata Putin.
Saat mengikuti jamuan makan malam pemimpin ekonomi di KTT APEC, Senin malam, Jokowi berada tepat di sisi kanan Presiden Xi Jinping. Di sebelah kanan Jokowi ada Presiden Obama dan di sebelah kiri Presiden Xi duduk Presiden Putin.
"Saya berada di mana? Di tengah, kan? Itu simbol. Simbol-simbol itu harus bisa dibaca. Kita itu jadi rebutan. Kita ada di tengah, bebas aktif, dan itu konstitusi kita," kata Jokowi.
Jokowi menyadari posisi Indonesia yang menjadi rebutan negara-negara adidaya yang meminta bertemu dengannya, Senin. Meski tarikan kepentingan negara-negara itu terasa dalam pertemuan bilateral tersebut, dengan tegas ia menyatakan, posisi Indonesia tetap berada di tengah, bebas aktif, sesuai konstitusi Indonesia.
"Ada kepentingan mereka. Tentu saja kalau kita melihat itu kepentingan mencari kawan. Kita sendiri bebas aktif. Saya mau mencari kawan siapa pun boleh dong. Mau di sana, mau di sini. tetapi dengan catatan kepentingan nasional, kepentingan rakyat kita harus dinomorsatukan," kata Jokowi kepada pers, Senin malam. (Baca juga : Di Depan Investor, Jokowi Kritisi Kualitas Produk Tiongkok)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar