Tribunnews.com, Jakarta - Dalam debat Capres kedua,
Jokowi kembali menegaskan program Kartu Indonesia Sehat sebagai
unggulan, jika dirinya terpilih sebagai Presiden RI. Program ini sudah
dijalankan di Jakarta dan jika pasangan Jokowi-JK menang, program ini
akan jadi progam unggulan yang dijalankan d seluruh Indonesia.
Menurut Rieke Diyah Pitaloka, Tim Pemenangan Jokowi-JK, program ini akan menjadi program unggulan, karena jika warga sehat, maka mereka akan mampu bekerja maksimal untuk warganya. “Dalam debat tadi malam, memulai orasinya dengan program Kartu Indonesia Sehat. Itu artinya Jokowi ingin agar seluruh warga sehat”, ujar Rieke, Senin 16 Juni 2014.
Perihal munculnya pertanyaan sebagian masyarakat, apakah KIS ini akan tumpang tindih dengan JKN dan BPJS, Rieke justru menegaskan, “Justru Jokowi-JK sudah siapkan sistem yang merupakan implementasi dri UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)”.
Ia menambahkan, sistem ini akan mengoreksi “kesalahan” Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Salah satunya, terkait prinsip portabilitas, yang jadi salah satu prinsip utama dalam prinsip SJSN, terutama Jaminan Kesehatan Sosial.
Dengan prinsip portablilitas itu, seharusnya jaminan kesehatan tidak boleh bersifat kedaerahan. Jadi, jaminan kesehatan sosial yang wajib dilakukan negara itu harus bersifat nasional, bukan kedaerahan. Jadi, tidak bisa lagi gunakan Jamkesda.
“Namun, bukan berarti pemerintah daerah tidak boleh berikan jaminan kesehatan bagi masyarakatnya. Namun, kalaupun pemerintah daerah masih mau memberikan jaminan kesehatan sebagai komitmen politiknya, maka itu bisa dilakukan berupa peningkatan manfaat pelayanan dan peningkatan fasilitas kesehatan yang melebihi jaminan kesehatan sosial wajib negara”, ujarnya.
Rieke optimis, program Kartu Indonesia Sehat akan menggugah mereka untuk memilih Jokowi sebagai Presiden RI dalam pemilu yang akan datang. “Faktanya, masyarakat sangat tertarik dengan Kartu Indonesia Sehat. Masyarakat menunggu terobosan yang bermanfaat bagi mereka”, ungkapnya dengan semangat.
Menurut Rieke Diyah Pitaloka, Tim Pemenangan Jokowi-JK, program ini akan menjadi program unggulan, karena jika warga sehat, maka mereka akan mampu bekerja maksimal untuk warganya. “Dalam debat tadi malam, memulai orasinya dengan program Kartu Indonesia Sehat. Itu artinya Jokowi ingin agar seluruh warga sehat”, ujar Rieke, Senin 16 Juni 2014.
Perihal munculnya pertanyaan sebagian masyarakat, apakah KIS ini akan tumpang tindih dengan JKN dan BPJS, Rieke justru menegaskan, “Justru Jokowi-JK sudah siapkan sistem yang merupakan implementasi dri UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)”.
Ia menambahkan, sistem ini akan mengoreksi “kesalahan” Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Salah satunya, terkait prinsip portabilitas, yang jadi salah satu prinsip utama dalam prinsip SJSN, terutama Jaminan Kesehatan Sosial.
Dengan prinsip portablilitas itu, seharusnya jaminan kesehatan tidak boleh bersifat kedaerahan. Jadi, jaminan kesehatan sosial yang wajib dilakukan negara itu harus bersifat nasional, bukan kedaerahan. Jadi, tidak bisa lagi gunakan Jamkesda.
“Namun, bukan berarti pemerintah daerah tidak boleh berikan jaminan kesehatan bagi masyarakatnya. Namun, kalaupun pemerintah daerah masih mau memberikan jaminan kesehatan sebagai komitmen politiknya, maka itu bisa dilakukan berupa peningkatan manfaat pelayanan dan peningkatan fasilitas kesehatan yang melebihi jaminan kesehatan sosial wajib negara”, ujarnya.
Rieke optimis, program Kartu Indonesia Sehat akan menggugah mereka untuk memilih Jokowi sebagai Presiden RI dalam pemilu yang akan datang. “Faktanya, masyarakat sangat tertarik dengan Kartu Indonesia Sehat. Masyarakat menunggu terobosan yang bermanfaat bagi mereka”, ungkapnya dengan semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar